Berita

Kapolri Instruksikan Pengamanan Serangan Siber

olympic.or.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan seluruh jajarannya untuk mempersiapkan pengamanan dari serangan siber yang semakin marak. Sigit menegaskan pentingnya langkah ini karena kejahatan siber kini menyasar berbagai pihak tanpa terkecuali. Kapolri menyatakan bahwa Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang rentan terhadap serangan siber. Sehingga pengamanan di bidang ini harus ditingkatkan. Hal ini disampaikan Sigit dalam Rakorwas Kompolnas-Polri di Hotel Discovery Ancol pada Rabu, 17 Juli.

” Baca Juga: Apple Watch Masih Berfungsi Setelah 1,5 Tahun Di Laut “

Fakta Serangan Siber di Indonesia

Menurut laporan perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, ruang digital Indonesia telah digempur hampir 6 juta ancaman siber selama kuartal pertama 2024, dari Januari hingga Maret. Kaspersky berhasil memblokir 5.863.955 ancaman online dalam periode tersebut. Meskipun jumlah ini turun 23,37 persen dibandingkan 7.651.841 deteksi pada periode yang sama tahun lalu. Dony Koesmandari, Territory Manager Kaspersky untuk Indonesia. Menyebutkan bahwa ancaman siber pada tahun 2024 masih akan menyasar sektor finansial dan lembaga pemerintahan karena data yang dimiliki sektor ini sangat besar.

Target Serangan Siber

Sektor pemerintah menjadi target utama karena mencakup data seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 278 juta. Menurut Dony, data sebesar itu sangat menarik bagi para peretas. Selain itu, kebijakan bring your own devices (BYOD) yang populer dalam beberapa tahun terakhir juga menimbulkan tantangan keamanan. Karyawan yang menggunakan perangkat pribadi untuk terhubung ke jaringan perusahaan dapat menimbulkan ancaman serius jika perangkat tersebut tidak dilindungi dengan baik dari serangan siber. Kaspersky mendeteksi lebih dari 50 juta upaya ancaman lokal terhadap pengguna gawai di Indonesia sepanjang tahun lalu, dengan 41,1 persen pengguna diserang oleh ancaman lokal.

Tren dan Motivasi Pelaku Serangan Siber

Dony menjelaskan bahwa para pelaku serangan siber kini tidak lagi mencari ketenaran, tetapi lebih berfokus pada keuntungan finansial. Hal ini berbeda dari beberapa tahun lalu ketika hacker melakukan serangan untuk membuat sensasi. Salah satu serangan siber terbaru yang menggemparkan Indonesia adalah peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya oleh kelompok ransomware Brain Cipher. Serangan ransomware ini mengunci data di dalam sistem, yang digunakan oleh 282 institusi pemerintah pusat dan daerah. Dan menuntut tebusan sebesar US$8 juta atau sekitar Rp131,8 miliar untuk mendapatkan kunci dekripsi.

” Baca Juga: Kompolnas Awards 2024: Meningkatkan Integritas Polri “

Respons Terhadap Serangan Ransomware

Sistem PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware. Dan sebagian besar data di pusat data tersebut terkunci dan belum bisa dipulihkan. Pemerintah mengklaim pelaku meminta tebusan yang besar, namun Kominfo menegaskan tidak akan membayar tebusan tersebut. Secara mengejutkan, kelompok ransomware Brain Cipher kemudian mengklaim akan memberikan kunci dekripsi secara gratis dan mengunggah tautan untuk mengunduh dekripsi data yang terkena ransomware, khusus untuk PDNS 2.