Berita

Tommy Djiwandono Tanggapi Isu Anggaran Makan Bergizi

olympic.or.id – Isu mengenai pemangkasan anggaran makan bergizi gratis menjadi Rp 7.500 per anak telah menjadi perbincangan publik, khususnya setelah komentar dari Wamenkeu II dan Bendahara Umum Partai Gerindra, Thomas Djiwandono atau yang lebih dikenal sebagai Tommy Djiwandono. Pada Kamis (18/7/2024), dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kemenkeu, Tommy menegaskan bahwa program Presiden terpilih Prabowo Subianto, termasuk inisiatif makan bergizi gratis, akan tetap selaras dengan kebijakan Pemerintah saat ini.

” Baca Juga: Penggeledahan KPK di Balai Kota Semarang: Plt Kadis Dibawa “

Klarifikasi Tommy Djiwandono

Tommy menyatakan bahwa diskusi mengenai anggaran untuk makan bergizi gratis sebetulnya belum masuk dalam waktu yang tepat untuk dibahas secara mendetail. “Untuk hal yang sifatnya pertanyaan untuk makan siang gratis tadi saya rasa ini bukan saatnya,” ungkapnya. Walaupun begitu, Tommy menekankan bahwa semua program unggulan yang diusung oleh Prabowo Subianto akan konsisten dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh Pemerintah saat ini. Ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai isu pemangkasan anggaran tersebut, tetapi menegaskan bahwa selarasnya program ini dengan Pemerintah menunjukkan komitmen terhadap kebijakan yang sudah ada.

Pernyataan Ekonom Mengenai Anggaran Makan Siang Gratis

Isu mengenai pemangkasan anggaran makan bergizi gratis ini awalnya diungkapkan oleh ekonom dari Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan. Heriyanto mengklaim bahwa dirinya telah diajak berdiskusi dengan tim Prabowo mengenai anggaran makan bergizi gratis dan diizinkan untuk membagikan hasil diskusi tersebut kepada publik. Dalam forum Market Outlook 2024 yang disiarkan di YouTube pada Rabu (17/7), Heriyanto menyatakan, “Mungkin 2-3 minggu lalu ada press conference di mana Bu Sri Mulyani dan Mas Tommy (Thomas Djiwandono) juga mengatakan tentang program makan siang itu biaya berapa. Yang mau saya sharing itu, angka itu memang dibahas dengan Pak Prabowo yang dikomunikasikan ke saya.”

Heriyanto menjelaskan lebih lanjut bahwa mereka telah mencapai kesepakatan mengenai anggaran untuk program tersebut. “Angka Rp 71 triliun dan defisit 2,5%, bukan ke 3% ataupun ke 3,5%, nggak begitu. Mereka sudah agree on that,” sambungnya. Pernyataan ini memberikan gambaran tentang bagaimana tim ekonomi Prabowo berusaha untuk menekan anggaran makan bergizi gratis menjadi lebih efisien. Dengan tetap memperhatikan keseimbangan anggaran negara.

Konteks dan Harapan Publik

Masyarakat tentu memiliki harapan besar terhadap program makan bergizi gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto. Terutama dalam hal peningkatan gizi anak-anak di Indonesia. Program ini diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran tanpa mengorbankan kualitas makanan yang diberikan. Pemangkasan anggaran menjadi Rp 7.500 per anak menimbulkan kekhawatiran tentang apakah dana tersebut cukup. Untuk menyediakan makanan yang bergizi dan berkualitas bagi setiap anak.

” Baca Juga: Penemuan Kandungan Narkotika Di Jasad Wanita YY Di Cipayung “

Namun, pernyataan Tommy Djiwandono yang menekankan keselarasan dengan prinsip-prinsip pemerintah memberikan sedikit kelegaan bahwa program ini. Akan tetap mengikuti standar yang telah ditetapkan. Di sisi lain, pernyataan Heriyanto memberikan pandangan bahwa tim ekonomi Prabowo berusaha untuk menjaga anggaran negara tetap stabil. Serta defisit anggaran tidak melebihi batas yang telah disepakati.

Dalam situasi ini, penting bagi pemerintah dan tim ekonomi Prabowo untuk memastikan. Bahwa program makan bergizi gratis dapat dilaksanakan dengan baik tanpa mengurangi kualitas gizi yang diberikan kepada anak-anak. Transparansi dalam pengelolaan anggaran dan komunikasi yang jelas kepada publik akan sangat membantu dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program ini. Langkah-langkah selanjutnya dari pemerintah dan tim Prabowo akan menjadi perhatian utama publik. Yang berharap program ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia.